Kamis, 31 Juli 2008

aje Gile....MuaNteB....cinG

Promosi Artis Masa Kini

Kreatif, Kreatif, dan Kreatif!!!


Seperti biasa, di malam yang sesunyi ini (ya ya ya…baru mulai udah garing…), gue biasanya punya ‘teman insomnia’ yang setia menemani, ceting di messenger hingga menjelang dini hari. Tapi malam ini bener-bener sepi sekali deh, dan gue dah lumayan bosen mau browsing apalagi di dunia maya. Untunglah tak lama kemudian di messenger muncul nama Yudhi Arfani, atau yang biasa akrab dipanggil bang Pani. Gue lalu menegor dia dan mengajaknya ceting. Bang Pani ini dikenal juga sebagai gitaris, dan the mastermind atau otak dari band trip hop Everybody Loves Irene yang terkenal pergerakan promosinya di internet.

“Pan!”
“Oi Ga!”
“Gimana kabarnya? Waras?”
“Loh, emang gue gila Ga?”
“Oh gak, kalo di jawa soalnya biasanya nanya kabar gituh, waras itu maksudnya sehat?”
“hahaha, Alhamdulillah Ga, galau selalu nih gak ada pacar!”
“Huahahahahaha! Siagian deh lo…”
“Blablablablabla…”

Kemudian kami pun berbincang macam-macam. Dari mulai hal remeh, sampai……………hal remeh….hahahaha…pokoknya pembicaraan tentang segala macam hal terjadi, kebanyakan sih tentang ‘kenapa begini? Kenapa begitu?”. Dari mulai kenapa BBM harus naik, kenapa musisi gak pernah disubsidi sama pemerintah, kenapa cewek belom ada yang mau sama bang Pani, kenapa major dan indie selalu terlihat bersebrangan, padahal memang pada dasarnya pangsa pasarnya beda, kenapa bajakan gak pernah bisa habis diberantas, dan kenapa-kenapa lainnya, tentunya sambil diselingi dengan celetukan-celetukan bodoh antara gue dan bang Pani.

Pembicaraan semakin menarik dan meruncing begitu membahas tentang musik. Seperti yang kita tahu, penjualan barang fisik musik seperti kaset dan CD semakin mengalami penurunan. Walaupun di musik indie sepertinya tidak mengalami perubahan. Mengingat ‘pembagian kue’ yang berbeda antara musik indie dan musik mainstream atau major. Kue indie ya emang segitu-segitu aja sih, dengan pasarnya yang segmented, namun cenderung loyal.
Yang menarik, adalah cara-cara musisi sekarang memperlakukan karya mereka dan cara mereka berpromosi sekarang ini. Seperti membagi-bagikan lagu secara gratis (baik secara digital maupun secara fisik). Radiohead memperbolehkan para penggemarnya untuk ‘membeli’ lagu-lagu dari album baru mereka “In Rainbows” dimulai dari 0 poundsterling. Gue gak tahu deh kalau di Indonesia ada yang membeli lagu-lagu mereka itu lebih dari 0 pounsterling, karena gue sendiri memilih 0 poundsterling…hahahaha. Di Indonesia sendiri mungkin sudah banyak yang melakukan cara menggratiskan karya mereka(band-band indie khususnya), cuma yang dikenal sebagai pionir adalah Koil, disusul oleh Naif, (mungkin karena mereka bekerjasama dan terekspos oleh media). Kabarnya Naif juga akan menyebarkan lagu-lagu mereka lewat USB flash disk. TIKA pun memperbolehkan lagu barunya berjudul “Mayday” untuk bisa diunduh selama beberapa waktu di myspacenya, kalau tidak salah tepat dimulai pada hari buruh sedunia.

Bagaimana dengan Everybody Loves Irene? Ternyata menurut Bang Pani, Everybody Loves Irene mempunyai suatu strategi supaya karya mereka bisa diketahui oleh orang banyak, meskipun katanya ide ini bukan asli hasil pemikiran dari mereka. Jadi, setiap Everybody Loves Irene manggung di suatu event, mereka menyebarkan salah satu lagu baru mereka lewat bluetooth kepada para penonton yang datang, sehingga penonton yang datang bisa mendapatkan gambaran akan album terbaru Everybody Loves Irene. Bagus juga yah? Gue aja gak kepikiran, kalo manggung dah ribet sama hal-hal teknis lainnya soalnya, jadi gak sempet mikir itu hahaha. Cara menyebarkan lewat bluetooth ini sudah beberapa kali mereka lakukan di beberapa event yang mereka ikuti beberapa kali ini. Dan sambil menunggu album baru yang rencananya Juni akan keluar, setiap ada event, pasti nanti para penonton akan diberitahu untuk menyalakan bluetooth mereka karena Everybody Loves Irene akan membagikan lagu mereka. Cakep kan? (gue maksudnya cakep, bang Pani sih…lumayan…hehehehe).

Dari cara menggratiskan lagu, akan terbangun awareness dan si musisi itu pun akan menjadi semakin dikenal, sehingga dengan begitu, kalau banyak yang tahu dan suka, maka teorinya, tawaran-tawaran manggung pun akan berdatangan. Tapi jangan lupa bahwa ekspos itu penting. Meskipun kalau kita bilang band ‘A’ itu bagus banget, kalau gak ada yg tahu, percuma juga kan? Jadi misalnya lo punya band dan tertarik menggratiskan juga lagu-lagu band lo, jangan lupa untuk menyebarluaskannya di media-media pilihan lo. Gak ada uang? Media internet masih menjadi senjata yang ampuh buat yang budgetnya minim(minimal ada buget buat ke warnetlah…atau numpang di rumah pacar atau temen hehehe). Selain itu, words of mouth juga termasuk bagus dalam mempromosikan sesuatu, karena words of mouth itu akan menjadi seperti layaknya bola salju yang akan terus bergulir dari kecil hingga menjadi besar…itulah Indienesia…..(kurang lucu yah? Baiklah, saya akan latihan lebih keras lagi!).

Intinya, kita dituntut harus lebih kreatif, kreatif, dan kreatif. Kalau kata judul bukunya Paul Arden;”Whatever You Think, Think The Opposite!”, atau mungkin ungkapan lain yang sudah lebih sering kita dengar adalah,”Think Outside the Box!”. Selalu terbuka akan hal-hal baru yang bisa membantu kita dalam membuat musik kita dikenal oleh lebih banyak orang lagi.

Tak disangka, ceting sampai pagi dengan bang Pani ternyata membawa pengaruh yang besar buat gue dalam bermusik, disamping membicarakan tentang cewek-cewek cantik di facebook! Hahahahaha!

"Loves Your Works and Works Your Love"

Sumber : dari sebuah email yang masuk ke mailbox saya

0 comments:

The Next Best Thing

Football Stories

Kuta Karnival

  © Blogger templates The Professional Template by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP